Jumat, Maret 06, 2009

mereka ada

rasanya sudah menjadi hal yang umum bahwa pekerjaan yang paling membosankan adalah menunggu. melihat sesuatu yang statis, tidak dinamik, tak kunjung habis. dan terutama bagi saya adalah menyebabkan kantuk tingkat tinggi. yup, beri saya sebuah kelas, dan sebuah kursi ala mahasiswa kuliah, kayu pun tak masalah, nyalakan AC nya, tempatkan satu dosen yang begitu merdu suaranya, statis, statis, dan saya pun tak akan kuat menahan kelopak mata ini dalam 5 menit. hehe. sampai sekarang pun ini masih berlaku. suatu pagi pukul 8 (sama dengan kondisi pukul 6 di Indonesia) saat saya menuggui student2 untuk mengerjakan soal2 mereka di dalam kelas ber AC central, saya pun menguap beberapa kali, mata ini terlalu berat ya Allah. hehe lagi. berikan saya kondisi statis, itu sudah.

dan satu pekerjaan yang bagi saya akan sangat berat dilakukan adalah menjadi satpam. iya. bayangkan saja anda kebagian menjaga toko buku di gramedia. orang berlalu lalang, tapi tetap pemandangannya itu itu saja. bosan, lelah, harus berdiri seharian, dan tetap waspada. that's damn hard for me. atau menjadi satpam bank yang menunggu pintu masuk sebuah bank. berdiri disana, seharian, AC full mode on. mampus!

dan saat IRC (perpus) UTP memberlakukan new attire-nya, dipasanglah seorang satpam disana. yang selalu memantau apakah sang student memakai id card nya, dan tidak memakan sendal. siang itu saya hanya hendak mengembalikan buku saja. melihat saya memanggul tas ransel hitam segede gaban, beliau pun mengingatkan peraturan yang mewajibkan tas diletakkan di loker2 bawah. "iya cik, nak return buku saja" sembari tersenyum. dan selang beberapa menit setelah mengembalikan buku, saya pun bergegas menuju CIMB bank untuk "membobol" ATM. ah, jalan satunya lebih pendek. saya pun berbalik arah. pak guard itu pun menyapa dan menanyakan kenapa berbalik arah. "iya cik, jalan ini lebih dekat" sembari tersenyum lagi. ah, cik.. tugasmu terlalu berat. tugasmu terlalu membosankan. dan semua orang tidak menganggapmu ada! sambil melihat uban di rambutnya, saya pun menganggukkan kepala seraya tersenyum menandakan saya pamit dan berlalu darinya. ah..

dan suatu malam saat saya makan fish n chip di kedai V3, datanglah 3 mak cik-mak cik berseragam coklat. mereka mendapat giliran malam rupanya. satu persatu mereka memungut sisa2 piring dan gelas, kemudian memasukkannya ke dalam troli. di ujung meja sana, tampak 2 anak undergrade yang mejanya sedang dibersihkan oleh mak cik ini. muka mereka melengos, menatap ke satu sisi yang lain yang tidak ada mak cik di dalamnya. dan mak cik itu, dengan begitu merunduknya, membersihkan mejanya. hey, mak cik itu ada! ia berwujud, tidak kasat mata. hey, ia ada di depanmu! dodol!

ah, sombongnya kita. seperti kata mas mujib, dunia ini hanya titipan, harta adalah titipan, kehormatan adalah titipan, pangkat adalah titipan, anak adalah titipan, istri/suami adalah titipan, pun cinta dan kasih sayang adalah titipan. itu semua adalah milik Allah yang dititipkan ke kita. bukan milik kita. hanya karena Allah menitipkan lebih, bukan berarti itu milik kita, dan bukan berarti itu memberi hak kita untuk sombong, itu loh bukan milik kita!

dan saat mak cik itu menuju meja saya, saya pun melihat wajahnya dan memberi senyum, "trimakasih, cik". ah, wajah itu sangat manis, wajah tua yang sangat bersahaja, seperti milik satu orang yg saya hormati.