hampir setiap hari rasanya semua orang kini berinteraksi dengan internet. mengecek email, membuka facebook, browsing2 untuk tugas, pun mengikuti perkembangan berita nasional dan internasional terkini. pembicaraan saya kali ini lebih menyoroti perkembangan fungsi akses internet terakhir, yakni situs berita.
awal kebangkitan jurnalisme internet atau e-journalism di tanah air mungkin begitu terasa saat detik.com hadir. situs ini menawarkan keampuhan utama layanan internet yakni online global access. berita diturunkan secara langsung saat itu juga, hanya selang sekian menit karena memberi waktu kepada sang reporter untuk menuliskannya. dalam tugas hariannya, reporter2 online seperti ini biasa dilengkapi dengan akses data yang lengkap baik untuk data berupa tulisan, foto, maupun video. semua langsung dikirimkan ke markas besar dan seketika diedit oleh editor yang duduk manis disana. wuss, berita pun langsung termuat di web page depan.
ingin lebih cepat lagi? maka potonglah waktu penulisan sang reporter. biasanya seorang reporter membutuhkan banyak waktu untuk menulis, apalagi bagi yang masih junior. kebingungan mengatur alur cerita dari informasi2 yang berserakan adalah kendala yang paling dominan. untuk itu media online pun memberikan solusi jitu dengan mengalihkan tugas penulisan ini kepada editor di kantor pusat. reporter di lapangan tinggal menelpon editor di kantor dan melaporkan potongan2 hasil investigasinya. berikan saja 5W+1H dan info2 tambahan lainnya, editor akan langsung mengetikkannya. editor yg ditempatkan di kantor umumunya adalah wartawan senior yg sudah berpengalaman dalam penulisan berita. Sehingga bisa menulis dengan alur yang apik dan tentu saja dalam waktu yang lebih cepat!
masih kurang cepat lagi? maka tulislah beritanya sepotong2. berikan hanya 5w+1H nya dalam satu berita pembuka. 3 - 4 paragraf jadilah. edit sebentar, publish. dengan cepat pula headline paling atas akan berubah dan pembaca akan langsung tertarik berbondong2 menengoknya. sementara itu dibuatlah berita kedua dengan data2 tambahan dari reporter. jika reporter belum memberikan data2 baru, jika masih 2 paragraf saja yang tersusunsusun, maka copy-paste satu paragraf dari berita selanjutnya, ubah sedikit, dan ter-publish lah berita kedua. media online seperti ini memang berpacu dalam waktu, content nomer dua. toh pengelola detik.com berani memberikan kata detik pada nama situsnya dan bukannya menit.com. ini berarti jaminan kecepatan dalam satuan detik kepada pembacanya. itu sebuah komitmen dari nama "perusahaannya". berita yang singkat2 inilah yang kenapa sebagian pembaca merasa kecewa. karena informasinya yang diberikan sangat sedikit
berita singkat dan tidak dalam seperti inilah yang salah satunya membuat beberapa koran besar masih cukup percaya diri dengan keampuhan berita lembarannya. berita2 koran besar memang lebih lengkap dan dalam. ya tentu saja, reporter2 mereka punya lebih banyak waktu untuk menggali lagi informasi di lapangan. para editor2 itu pun umumnya mulai bekerja selepas maghrib. sampai dead line muat cetak tengah malam, baik reporter di lapangan dan editor masih punya banyak waktu untuk menyempurnakan tulisannya.
alasan lain yang juga menahan koran2 besar tersebut untuk membuat versi online adalah ketakutan turunnya oplah koran cetak mereka. jika koran2 itu dimuat di internet dan bebas dibaca orang dengan gratis, maka siapa lagi yang akan membeli koran mereka?
hmm... itu jika kita pikirkan bahwa laba utama koran adalah dari hasil penjualannya. namun sesungguhnya penyumbang utama laba koran adalah dari iklan! seperti halnya yang dialami koran kompas. saya ingat dulu begitu terkenalnya istilah bahwa tanpa cetak koran pun, kompas sudah sangat untung dari iklan2nya. dan bukankah tujuan utama orang2 membuat situs komersil di internet adalah untuk mendatangkan pengiklan sebanyak2nya?! jumlah pengiklan ini akan berbanding lurus dengan jumlah hits pengunjung, semakin banyak hits maka psemakin banyak pula pengiklan yang memesan tempat. space yang ditawarkan pun bisa dibandrol lebih mahal. dan sebagai koran besar yang selalu dijadikan referensi berita2 terkini, maka bisa dipastikan situs2 nya juga akan selalu ramai dikunjungi. ini adalah sebuah peluang menggiurkan dari sudut pandang yang berbeda!
dan dengan menurunnya oplah pembelian koran cetak, maka justru memberi keuntungan lagi pada koran tersebut yakni dalam hal pencetakan. bayangkan berapa besar biaya operasional dan biaya maintenance yang harus dikeluarkan untuk membeli kertas, membuat plat, dan mencetaknya berlembar2. dengan pengurangan jumlah cetak, maka biaya2 ini bisa dikurangi. biaya untuk arus sirkulasi pendistribusian koran ke daerah2 juga bisa dikurangi. dan satu lagi yang pasti, kerepotan saat datangnya breaking news di tengah malam bisa dibabat. dengan koran online, perkara menyisipkan breaking news baru adalah perkara one click away. biasanya, untuk menyelipkan berita paling hot terkini seperti ini maka koran akan menghentikan proses cetaknya. koran2 yang sudah tercetak tetap akan didistribusikan ke tempat2 yang jauh agar besok pagi ada koran edisi terbaru di daerah tersebut. sedangkan koran cetak yang sudah di-update, akan didistrubusikan ke daerah2 terdekat. ribet!
dan sepertinya dibandingkan biaya2 percetakan tersebut, ongkos pembiayaan operasional dan maintenance website tidaklah mahal. bahkan kini website2 koran tersebut berani memberikan layanan download koran cetak kepada pembacanya. ini bukti bahwa koran cetak sudah dijadikan "side-job", terkikis sudah kesakralannya.
koran besar yang pertama kali berani membuat versi internet adalah jawa pos. namun pada awal pembuatannya, versi ini adalah versi koran yang dicopy paste ke internet. sama persis, tetap dalam dan panjang. rate publish berita terbaru juga terhitung masih harian. hal ini juga lah yang kemudian diikuti oleh kompas, masih dengan style yang sama. namun sekarang bisa kita lihat bagaimana perubahan isi koran kompas dan jawa pos versi internet, tidak jauh beda dengan detik.com, cepat dan singkat. pendek2. sangat jarang kita jumpai berita kompas online yang begitu dalam dan investigatif seperti yang biasa kita jumpai di koran2 cetaknya. kini semua koran online berbicara dengan bahasa internet, cepat dan cepat. orang toh tidak terlalu suka membaca kalimat yang panjang2 di internet, scroll kebawah yang terlalu panjang akan sangat membosankan.
kelebihan koran online yang lain adalah tawaran portabilitasnya. anda tidak perlu lagi menenteng lipatan koran kemana2. anda pun tidak perlu lagi menyenggol orang di sebelah anda saat membuka lembaran raksasanya. cukup dari layar laptop, blackberry, iphone bahkan handphone mungil anda. teknologi memang bisa mengubah segalanya, membuat koran cetak anda berdamai dengan internet :)
*dari pengalaman2 penulis, silahkan diingatkan kalau ada data2 yang salah
awal kebangkitan jurnalisme internet atau e-journalism di tanah air mungkin begitu terasa saat detik.com hadir. situs ini menawarkan keampuhan utama layanan internet yakni online global access. berita diturunkan secara langsung saat itu juga, hanya selang sekian menit karena memberi waktu kepada sang reporter untuk menuliskannya. dalam tugas hariannya, reporter2 online seperti ini biasa dilengkapi dengan akses data yang lengkap baik untuk data berupa tulisan, foto, maupun video. semua langsung dikirimkan ke markas besar dan seketika diedit oleh editor yang duduk manis disana. wuss, berita pun langsung termuat di web page depan.
ingin lebih cepat lagi? maka potonglah waktu penulisan sang reporter. biasanya seorang reporter membutuhkan banyak waktu untuk menulis, apalagi bagi yang masih junior. kebingungan mengatur alur cerita dari informasi2 yang berserakan adalah kendala yang paling dominan. untuk itu media online pun memberikan solusi jitu dengan mengalihkan tugas penulisan ini kepada editor di kantor pusat. reporter di lapangan tinggal menelpon editor di kantor dan melaporkan potongan2 hasil investigasinya. berikan saja 5W+1H dan info2 tambahan lainnya, editor akan langsung mengetikkannya. editor yg ditempatkan di kantor umumunya adalah wartawan senior yg sudah berpengalaman dalam penulisan berita. Sehingga bisa menulis dengan alur yang apik dan tentu saja dalam waktu yang lebih cepat!
masih kurang cepat lagi? maka tulislah beritanya sepotong2. berikan hanya 5w+1H nya dalam satu berita pembuka. 3 - 4 paragraf jadilah. edit sebentar, publish. dengan cepat pula headline paling atas akan berubah dan pembaca akan langsung tertarik berbondong2 menengoknya. sementara itu dibuatlah berita kedua dengan data2 tambahan dari reporter. jika reporter belum memberikan data2 baru, jika masih 2 paragraf saja yang tersusunsusun, maka copy-paste satu paragraf dari berita selanjutnya, ubah sedikit, dan ter-publish lah berita kedua. media online seperti ini memang berpacu dalam waktu, content nomer dua. toh pengelola detik.com berani memberikan kata detik pada nama situsnya dan bukannya menit.com. ini berarti jaminan kecepatan dalam satuan detik kepada pembacanya. itu sebuah komitmen dari nama "perusahaannya". berita yang singkat2 inilah yang kenapa sebagian pembaca merasa kecewa. karena informasinya yang diberikan sangat sedikit
berita singkat dan tidak dalam seperti inilah yang salah satunya membuat beberapa koran besar masih cukup percaya diri dengan keampuhan berita lembarannya. berita2 koran besar memang lebih lengkap dan dalam. ya tentu saja, reporter2 mereka punya lebih banyak waktu untuk menggali lagi informasi di lapangan. para editor2 itu pun umumnya mulai bekerja selepas maghrib. sampai dead line muat cetak tengah malam, baik reporter di lapangan dan editor masih punya banyak waktu untuk menyempurnakan tulisannya.
alasan lain yang juga menahan koran2 besar tersebut untuk membuat versi online adalah ketakutan turunnya oplah koran cetak mereka. jika koran2 itu dimuat di internet dan bebas dibaca orang dengan gratis, maka siapa lagi yang akan membeli koran mereka?
hmm... itu jika kita pikirkan bahwa laba utama koran adalah dari hasil penjualannya. namun sesungguhnya penyumbang utama laba koran adalah dari iklan! seperti halnya yang dialami koran kompas. saya ingat dulu begitu terkenalnya istilah bahwa tanpa cetak koran pun, kompas sudah sangat untung dari iklan2nya. dan bukankah tujuan utama orang2 membuat situs komersil di internet adalah untuk mendatangkan pengiklan sebanyak2nya?! jumlah pengiklan ini akan berbanding lurus dengan jumlah hits pengunjung, semakin banyak hits maka psemakin banyak pula pengiklan yang memesan tempat. space yang ditawarkan pun bisa dibandrol lebih mahal. dan sebagai koran besar yang selalu dijadikan referensi berita2 terkini, maka bisa dipastikan situs2 nya juga akan selalu ramai dikunjungi. ini adalah sebuah peluang menggiurkan dari sudut pandang yang berbeda!
dan dengan menurunnya oplah pembelian koran cetak, maka justru memberi keuntungan lagi pada koran tersebut yakni dalam hal pencetakan. bayangkan berapa besar biaya operasional dan biaya maintenance yang harus dikeluarkan untuk membeli kertas, membuat plat, dan mencetaknya berlembar2. dengan pengurangan jumlah cetak, maka biaya2 ini bisa dikurangi. biaya untuk arus sirkulasi pendistribusian koran ke daerah2 juga bisa dikurangi. dan satu lagi yang pasti, kerepotan saat datangnya breaking news di tengah malam bisa dibabat. dengan koran online, perkara menyisipkan breaking news baru adalah perkara one click away. biasanya, untuk menyelipkan berita paling hot terkini seperti ini maka koran akan menghentikan proses cetaknya. koran2 yang sudah tercetak tetap akan didistribusikan ke tempat2 yang jauh agar besok pagi ada koran edisi terbaru di daerah tersebut. sedangkan koran cetak yang sudah di-update, akan didistrubusikan ke daerah2 terdekat. ribet!
dan sepertinya dibandingkan biaya2 percetakan tersebut, ongkos pembiayaan operasional dan maintenance website tidaklah mahal. bahkan kini website2 koran tersebut berani memberikan layanan download koran cetak kepada pembacanya. ini bukti bahwa koran cetak sudah dijadikan "side-job", terkikis sudah kesakralannya.
koran besar yang pertama kali berani membuat versi internet adalah jawa pos. namun pada awal pembuatannya, versi ini adalah versi koran yang dicopy paste ke internet. sama persis, tetap dalam dan panjang. rate publish berita terbaru juga terhitung masih harian. hal ini juga lah yang kemudian diikuti oleh kompas, masih dengan style yang sama. namun sekarang bisa kita lihat bagaimana perubahan isi koran kompas dan jawa pos versi internet, tidak jauh beda dengan detik.com, cepat dan singkat. pendek2. sangat jarang kita jumpai berita kompas online yang begitu dalam dan investigatif seperti yang biasa kita jumpai di koran2 cetaknya. kini semua koran online berbicara dengan bahasa internet, cepat dan cepat. orang toh tidak terlalu suka membaca kalimat yang panjang2 di internet, scroll kebawah yang terlalu panjang akan sangat membosankan.
kelebihan koran online yang lain adalah tawaran portabilitasnya. anda tidak perlu lagi menenteng lipatan koran kemana2. anda pun tidak perlu lagi menyenggol orang di sebelah anda saat membuka lembaran raksasanya. cukup dari layar laptop, blackberry, iphone bahkan handphone mungil anda. teknologi memang bisa mengubah segalanya, membuat koran cetak anda berdamai dengan internet :)
*dari pengalaman2 penulis, silahkan diingatkan kalau ada data2 yang salah