Minggu, Desember 14, 2008

selamat jalan dik..

beberapa hari ini milis jurusan teknik fisika ITS ramai karena sebuah berita. yang menyedihkan sayangnya. adik, sahabat kami, Bayu Indra Trinanto, meninggal dunia pada 12 Desember 2008, dikarenakan sakit demam berdarah. menurut posting yang dikirim teman se-angkatannya (2004), Yudha Wastu, tanggal 10 sebelumya, Almarhum masih bermain sepak bola dengan rekan2nya. di kampus, di samping jurusan, kami menyebutnya old trafford. saat itu Almarhum masih dengan semangat bermain. entahlah, mungkin kini demam berdarah susah dideteksi, menyerang tiba2. orang dewasa mungkin cenderung mengabaikan panasnya badan sebagai salah satu tanda adanya penyakit ini. tapi terlepas dari itu, Allah memang berkehendak memanggil pulang hambanya, innalillah...

saya tak begitu mengenal sosok Almarhum. namun saya sering melihatnya di kampus, bercanda dengan teman2nya. saat menunggu kuliah atau saat berkumpul di ruang himpunan. saya mengingatnya sebagai sosok yang ramah, ceria, gembira, dan bersemangat. saya masih ingat rambut landaknya, dan selalu tersenyum menyapa, "mbak".

ouws... saat ini leher saya tercekat, rasa ingin menitikkan air mata. entahlah, tiba2 sosok Almarhum begitu hangat di hati saya. padahal berdiskusi dengannya pun saya tidak pernah. pohon, mereka biasa menyebutnya demikian. entah karena apa, mungkin ada hubungannya dengan saat pengkaderan. mungkin saat itu ia disuruh seniornya untuk memeluk pohon. ah saya tak tahu.

Di hari jum'at, tepatnya 12 Des 2008...
entah knapa saya berkostum hitam saat ke kantor
saat waktu menunjukkan 16.30, ada sms yg membuncakkan isi hati
tak karuan
perasaan sedih bercampur tidak percaya
seakan saya sendang mendengar gosip di TV
yah...sayapun tercengang

tak lama kemudian, HP-pun berdering
tak ada niat kuangkat
karna aku tak mau isi sms itu dibacakan lewat telpon
jempol tanganku akhirnya bertindak seakan ada gertakan dari langit
saat itu pula....Teman Sepermainanku terkabar telah tiada
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un...

itulah sebagian tulisan Yudha di milis. teringat kembali apa yang saya alami dengan sahabat saya tercinta (ouws.. air mata saya rasanya sudah di ujung mata), Almarhum Dedi Kuncahyono. di blog saya dulu, hal sama terjadi pada saya kurang lebih... 2 tahun lalu. di sebuah sore yang mendung.

Tapi tidak dengan sore itu, 16 Januari 2007. Ditengah-tengah kesibukan edit berita di ITS Online. Sebuah ringtone sms menghentikan ketikan tangaku di keyboard dan beralih ke keypad motorolaku. Sore itu memang aku berharap tak ada sms yang datang, karena sobat dkatku paginya dikabarkan kritis. Dia divonis kanker kelenjar getah bening sekitar 3 bulan lalu. Dan praktis sejak lebaran dia tak pernah kuliah lagi

Dengan hati resah aku membuka sms dari Ratna. Innalillahi wa inna Ilaihi Raji’un. Dedi Kuncahyono telah dipanggil Sang Rabb. Mataku mulai berkaca-kaca. Hati ini mulai menjerit. Aku pun teringat kalau teman-teman angkatanku sedang maen bola di lapangan perpus bawah. Berlari menuju lift dan turun dengan kotak kosong besi itu

Saat kutemui teman-teman yang sedang asyik bermain bola. Kukatakan "Sudah tahu berita Kun?". Rangga pun menjawab "Udah, besok pagi kan kita berangkat". "Nggak, Kun dah gak ada". Tercengang, terkejut, semua langsung menghentikan permainan dan berlari ke arahku. "Hah! bener?", tatapan muram pun mulai berada di wajah mereka. Kami pun segera berkoordinasi dan memutuskan berangkat malam itu juga. Sekitar jam 21.00 kami pun. memacu 3 mobil ke arah madiun

dan saat pemakaman... dunno what to say.. air mataku tak pernah berhenti keluar..

Gundukan tanah mulai terbetuk. Sepasang penanda pun ditancapkan. Dedi Kuncahyono, 16 Januari 2007. Allahu Akbar. Aku pun meraih sejumput tanah dan kutambahkan gundukan itu. Menaburkan bunga ditempat peristirahatannya. Allahu Akbar. Wajahku basah oleh airmata. Do’a yang terbaik kupersembahkan padamu, Sobat. Selamat jalan…..

seperti halnya yang dituliskan Yudha atas Bayu

Selamat tinggal temanku, sahabatku
Kemarin aku sempat mengangkatmu
mengantarmu ke tempat sempit itu
Kau boleh pergi
Tapi satu yang perlu kau ingat
Namamu akan selalu dikenang
Karena saat ini kau meningalkan kami sebagai orang besar

masih terngiang hingga kini, kalimat yang sering diucapkannya. masih terpatri dengan nada yang sama, warna suara yang sama, dan frekuensi yang sama persis. "te, semangat te!". I still remember his smile, hitam rambutnya, manis senyumnya. warna baju orange yang dipakainya saat pertemuan terakhir kami, makan bersama terakhir kami.....

ki-ka: dedi (ucok)-kun-dimas-ambarjati-pitri

i miss you, pon.. i miss you. apa kabar kau disana? semoga baik2 saja dan Allah selalu menyayangimu. dan.... selamat jalan dik Bayu... innAllaha ma'ana...

3 komentar:

Lazuardi Ansori mengatakan...

salam kenal aja.....

Anonim mengatakan...

Trut berduka cita juga,,

Ridu.web.id mengatakan...

Innalillahi.. turut berduka cita ya bude...