Sabtu, Maret 08, 2008

nobar nekat


atas ramainya pergunjingan seputar pelm ayat2 cinta di milis kalangan PPI UTP, jumat malam digelarlah nonton bareng, nobar, seri hemat di ruang D4-pocket D. ruang kuliah teater pun disulap secara nekat dan paksa menjadi bioskop dengan bantuan proyektor berikut layar segede bagong.

well.. ayat2 cinta sebenarnya bukan novel yang mencuri hati saya. ide cerita yang... umum, sangat umum malah. gambaran bagaimana ketidaksemangatan saya ada di postingan sebelumnya. tak tertarik dengan novel, tak semangat pula dengan film nya. namun malam ini, saya hanya ingin menghabiskan watu bersama teman2. kumpul2 dan ketawa2 bareng, dengan sangat tidak jelas. meheh.

jam 9 pun disepakati sebagai jadwal pemutaran pelm. namun toh molor satu jam! bukan.. bukan karena kita sebagai orang Indonesia harus melestarikan budaya molor agar tidak diklaim malaysia --heh?!--, tapi ada kendala teknis dgn proyektornya. smentara pengurus yg merupakan bahagian dr mahasiswa undergrad UTP bingung memilih cara macgyver atau rambo dalam menyelesaikannya, kita sebagai kalangan tua, alias postgrad, memilih untuk... menyemangati mereka sahaja. he

jam 10 pun digelarlah pelm karya sutradara hanung bramantyo itu. yang membuat pelm ini seru bukan karena si tampan fahri --yang dr pemerannya, saya dulu sangat ingin menamai anak saya dengan nuril. meheh, mas fredy ganteng2 gimanaaaa gitu.. ahik ahik-- yang membuat para gegadis (diadaptasi dengan pola jejaka) tergila2, dan ryanti yang membuat para lelaki kelilipan semua (pinjem istilah XYZ), atapi karena hal2 janggal dan terlalu dibuat2 melow yellow lah yang membuat semua penonton melesakkan komentar2 lucu yang diamini oleh penonton2 yang lain dengan tertawa bebahak. ya namanya bioskop sendiri, suka2 kita lah mau celometan apa :p

seperti saat semua orang mesir tiba2 begitu fasih berbahasa Indonesia. mekekekkk, itu dari hakin, perawat, sipir, dan bahadur kok pd canggih2 ya omong bahasa nasional kita. "bahasa Indonesia kan dah jadi bahasa internasional," begitu celetuk salah seorang yang direnteti dengan celoteh2 lain untuk menambah mules perut.

tp yang seru ada cak nun ngaji euy. suaranya keren, bikin merinding. hwaw. jadi inget suatu malam di pengajian bang-bang wetan di balai pemuda beberapa bulan lalu :)

but over all, salut buat mas hanung. atas kerja kerasnya membuat novel best seller ini menjadi visualize. ya jangan bandingkan dengan hollywood lah kawan, lawong dana buat pelm di Indonesia kan budgetnya pas2an. salut2..

-- trims buat bian n pengurus lainnya atas nobar dan mister potato gratisannya ;)

1 komentar:

balzach mengatakan...

jam 9 pun disepakati sebagai jadwal pemutaran pelm. namun toh molor satu jam! bukan.. bukan karena kita sebagai orang Indonesia harus melestarikan budaya molor agar tidak diklaim malaysia --heh?!--,

Sebetulnya budaya jam karet itu dah ada di sini, yang diberi nama Janji Melayu atau Malay Promise. Jadi, jangan suka mengklaim ya. He.he..he... :-p